Konsep belajar konstuktivisme Vygotsky dan model-model Pembelajaran berdasarkan Prinsip konstruktivisme (CTL)



Tugas 3

1.   Konsep Belajar Konstruktivisme Vygotsky
·      Konsep belajar Menurut Vygotsky
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis. Dimensi kesadaran social bersifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan bersifat skunder. Artinya, pengetahuan dan pengembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber social di luar dirinya.
Teori psikologi yang dipegang oleh vygotsky lebih mengacu pada kontruktivisme. Karena ia lebih menekan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan social secara aktif. Oleh karena itu, hal:

1)Hukum genetic tentang perkembangan (genetic law of development) Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan: tataran social lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.
2) Zonz perkembangan proksimal (zone of proximal development)
Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan dalam dua tingkat: tingkat perkembangan actual yang tampak dari kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah secara mandiri, dan tingkat perkembangan potensial yang tampak dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa.
3)      Mediasi
Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambing adalah kunci utama memahami proses-proses social dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan kognitif vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi. Media metakognitif dan mediasi kognitif.

Media metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan untuk melakukan self regalution (pengaturan diri) yang mencakum: self planning, sekff monitoring, self chechikng dan self evaluation. Media ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi. Sedang media kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga, media ini bisa berhubungan konsep spontan (yang bisa salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya)
Dalam semua literatus yang mengupas tetang teori perkembangan kognitif vygotsky kerap memakjubkan pesan vygotsky yang bernada: “untuk membantu8 anak membangkan pengetahuan yang sungguh-sungguh bermakna adalah dengan cara memadukan antar konsep-konsep dan prosedur mulalui demonstrasi.
Pada dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran penting pengetahuan awal dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Dan tiga, mereka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses dalam sistem memori otak.
·  Apa Perbedaan dengan Konstruktivisme Jean piaget
Perbedaan:
A. Piaget lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan seorang anak.

Sedangkan Vygotsky memandang bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Vigotsky lebih berkonsentrasi pada kebudayaan. memandang pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak.
B.Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif daripada Piaget.

Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan yang cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap perkembangan kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah.

2.   Model – model pembelajaran berdasarkan prinsip – prinsip konstruktivisme (CTL).

Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
A. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme.
Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

B.   Mengalami.
Merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

C.   Menerapkan.
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.

D. Kerjasama.
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.

E.     Mentransfer.
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalanHal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pendekatan Kontekstual.

Hal-hal yang diperlukan untuk mencapai sejumlah hasil yang diharapkan dalam penerapan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :

a. Guru yang berwawasan.
  
 Maksudnya yaitu guru yang berwawasan dalam penerapan dan pendekatan.

b. Materi dalam pembelajaran.

Dalam hal ini guru harus bisa mencari materi pembelajaran yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar bermakna bagi siswa.

c. Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.

Dalam hal ini adalah bagaimana seorang guru membuat siswa bersemangat belajar, yang lebih konkret, yang menggunakan realitas, lebih aktual, nyata/riil, dsb.

d.  Media pendidikan.

Media yang digunakan dapat berupa situasi alamiah, benda nyata, alat peraga, film nyata yang mana perlu dipilih dan dirancang agar sesuai dan belajar lebih bermakna.

e. Fasilitas.

Media pendukung pembelajaran kontekstual seperti peralatan dan perlengkapan, laboratorium, tempat praktek, dan tempat untuk melakukan pelatihan perlu disediakan.

f. Proses belajar dan mengajar.

Hal ini ditujukan oleh perilaku guru dan siswa yang bernuansa pembelajaran kontekstual yang merupakan inti dari pembelajaran kontekstual.

g.      Kancah pembelajaran.

Hal ini perlu dipilih sesuai dengan hasil yang diinginkan.h.Penilaian.Penilaian/evaluasi otentik perlu diupayakan karena pada pembelajaran ini menuntut pengukuran prestasi belajar siswa dengan cara- cara yang tepat dan variatif, tidak hanya dengan pensil atau paper test.

h. Suasana - Suasana dalam lingkungan pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh karena dapat mendekatkan situasi kehidupan sekolah dengan kehidupan nyata di lingkungan siswa.

Karakteristik Pembelajaran CTL :
a.       Kerjasama.
b.      Saling menunjang.
c.       Menyenangkan, tidak membosankan.
d.      Belajar dengan bergairah.
e.       Pembelajaran terintegrasi.
f.       Menggunakan berbagai sumber.
g.      Siswa aktif.
h.      Sharing dengan teman.
i.        Siswa kritis guru kreatif.
j.        Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.
k.      Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum,  karangan siswa dan lain-lain.

Tahapan pelaksanaan pembelajaran kontekstual antara lain:
1.      Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan.
2.      Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.
3.      Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan siswa.
4.      4.Menyusun persiapan proses KBM yang telah memasukkan konteks dengan materi pelajaran.
5.      Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual.
6.      Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah dipelajari siswa.
3. contoh Asimilasi dan Akomodasi pada konsep belajar Jean Piaget
1. Asimilasi: merubah lingkungan agar sesuai dengan diri sendiri (dengan skema yang ada pada diri kita). Contoh: makanan keras dikunyah dulu baru ditelan
2.  Akomodasi : merubah diri (skema yang ada pada diri) agar sesuai dengan lingkungan yang ada. Pada akomodasi ini terjadi penambahan skema baru. Skema lain tidak hilang. Tambahan skema-skema baru inilah menurut Piaget sebagai perkembangan kognisi

0 Response to "Konsep belajar konstuktivisme Vygotsky dan model-model Pembelajaran berdasarkan Prinsip konstruktivisme (CTL)"

Posting Komentar

Terimah kasih