Konsep belajar konstuktivisme Vygotsky dan model-model Pembelajaran berdasarkan Prinsip konstruktivisme (CTL)
Rabu, 08 April 2020
Add Comment
Tugas 3
1. Konsep Belajar Konstruktivisme Vygotsky
· Konsep belajar Menurut Vygotsky
Menurut
Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seorang seturut
dengan teori sciogenesis. Dimensi kesadaran social bersifat primer, sedangkan
dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan bersifat
skunder. Artinya, pengetahuan dan pengembangan kognitif individu berasal dari
sumber-sumber social di luar dirinya.
Teori
psikologi yang dipegang oleh vygotsky lebih mengacu pada kontruktivisme. Karena
ia lebih menekan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Dalam analisisnya,
perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri
secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan social secara aktif. Oleh karena
itu, hal:
1)Hukum
genetic tentang perkembangan (genetic law of development) Setiap kemampuan
seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan: tataran social
lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.
2) Zonz
perkembangan proksimal (zone of proximal development)
Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan dalam dua tingkat: tingkat perkembangan actual yang tampak dari kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah secara mandiri, dan tingkat perkembangan potensial yang tampak dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa.
Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan dalam dua tingkat: tingkat perkembangan actual yang tampak dari kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah secara mandiri, dan tingkat perkembangan potensial yang tampak dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa.
3) Mediasi
Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambing adalah kunci utama memahami proses-proses social dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan kognitif vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi. Media metakognitif dan mediasi kognitif.
Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambing adalah kunci utama memahami proses-proses social dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan kognitif vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi. Media metakognitif dan mediasi kognitif.
Media
metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan untuk
melakukan self regalution (pengaturan diri) yang mencakum: self planning, sekff
monitoring, self chechikng dan self evaluation. Media ini berkembang dalam
komunikasi antar pribadi. Sedang media kognitif adalah penggunaan alat-alat
kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu.
Sehingga, media ini bisa berhubungan konsep spontan (yang bisa salah) dan
konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya)
Dalam
semua literatus yang mengupas tetang teori perkembangan kognitif vygotsky kerap
memakjubkan pesan vygotsky yang bernada: “untuk membantu8 anak membangkan
pengetahuan yang sungguh-sungguh bermakna adalah dengan cara memadukan antar
konsep-konsep dan prosedur mulalui demonstrasi.
Pada
dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa
intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit
mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa
interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran
utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran
siswa.
Sumbangan
psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak
bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan
yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir
adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena
tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran penting pengetahuan awal
dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan
perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Dan tiga, mereka membantu
menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses dalam sistem
memori otak.
· Apa Perbedaan dengan Konstruktivisme Jean piaget
Perbedaan:
A. Piaget
lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan seorang anak.
Sedangkan
Vygotsky memandang bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks
sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak
sejak anak itu lahir. Vigotsky lebih berkonsentrasi pada kebudayaan. memandang
pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak.
B.Vygotsky
lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif daripada Piaget.
Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan
yang cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap perkembangan
kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi
sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah
komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak
mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu
memecahkan masalah.
2. Model – model pembelajaran berdasarkan prinsip – prinsip
konstruktivisme (CTL).
Pendekatan
konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual
sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif
yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan
terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
A. Mengaitkan
adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme.
Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah
dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa
dengan informasi baru.
B. Mengalami.
Merupakan inti belajar
kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan
pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat
ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan
bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
C. Menerapkan.
Siswa menerapkan suatu
konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi
siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
D. Kerjasama.
Siswa yang bekerja secara
individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang
bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan
sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari
bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
E. Mentransfer.
Peran guru membuat
bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan
hapalanHal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pendekatan
Kontekstual.
Hal-hal
yang diperlukan untuk mencapai sejumlah hasil yang diharapkan dalam penerapan
pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :
a. Guru
yang berwawasan.
Maksudnya yaitu guru yang berwawasan dalam penerapan dan
pendekatan.
b. Materi
dalam pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus bisa mencari materi pembelajaran
yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar bermakna bagi siswa.
c. Strategi
metode dan teknik belajar dan mengajar.
Dalam hal ini adalah bagaimana seorang
guru membuat siswa bersemangat belajar, yang lebih konkret, yang menggunakan
realitas, lebih aktual, nyata/riil, dsb.
d. Media
pendidikan.
Media yang digunakan dapat berupa situasi alamiah, benda nyata, alat
peraga, film nyata yang mana perlu dipilih dan dirancang agar sesuai dan
belajar lebih bermakna.
e. Fasilitas.
Media
pendukung pembelajaran kontekstual seperti peralatan dan perlengkapan,
laboratorium, tempat praktek, dan tempat untuk melakukan pelatihan perlu
disediakan.
f. Proses
belajar dan mengajar.
Hal ini ditujukan oleh perilaku guru dan siswa yang
bernuansa pembelajaran kontekstual yang merupakan inti dari pembelajaran
kontekstual.
g.
Kancah pembelajaran.
Hal ini perlu
dipilih sesuai dengan hasil yang diinginkan.h.Penilaian.Penilaian/evaluasi
otentik perlu diupayakan karena pada pembelajaran ini menuntut pengukuran
prestasi belajar siswa dengan cara- cara yang tepat dan
variatif, tidak hanya dengan pensil atau paper test.
h. Suasana - Suasana dalam
lingkungan pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh karena dapat mendekatkan
situasi kehidupan sekolah dengan kehidupan nyata di lingkungan siswa.
a.
Kerjasama.
b.
Saling menunjang.
c.
Menyenangkan, tidak membosankan.
d.
Belajar dengan bergairah.
e.
Pembelajaran terintegrasi.
f.
Menggunakan berbagai sumber.
g.
Siswa aktif.
h.
Sharing dengan teman.
i.
Siswa kritis guru kreatif.
j.
Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja
siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.
k.
Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil
karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.
1.
Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan.
2.
Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.
3.
Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan
kehidupan siswa.
4.
4.Menyusun persiapan proses KBM yang telah memasukkan
konteks dengan materi pelajaran.
5.
Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual.
6.
Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah
dipelajari siswa.
3. contoh Asimilasi dan Akomodasi pada konsep belajar Jean
Piaget
1. Asimilasi:
merubah lingkungan agar sesuai dengan diri sendiri (dengan skema yang ada pada
diri kita). Contoh: makanan keras dikunyah dulu baru ditelan
2. Akomodasi
: merubah diri (skema yang ada pada diri) agar sesuai dengan lingkungan yang
ada. Pada akomodasi ini terjadi penambahan skema baru. Skema lain tidak hilang.
Tambahan skema-skema baru inilah menurut Piaget sebagai perkembangan kognisi
0 Response to "Konsep belajar konstuktivisme Vygotsky dan model-model Pembelajaran berdasarkan Prinsip konstruktivisme (CTL)"
Posting Komentar
Terimah kasih