Jembatan Bonasu di Desa Afoan, Terus Putus Tapi Belum Mendapat Perhatian Pemerintah




Opini, Amfoang Utara - Desa Afoan yang terletak di Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, saat ini dihadapkan pada masalah yang serius dan memprihatinkan. Jembatan Bonasu, yang telah mengalami kerusakan parah selama bertahun-tahun, masih belum mendapatkan perhatian serius dari pihak pemerintah, sementara jembatan ini merupakan satu-satunya akses jalan yang sangat penting bagi semua orang, termasuk siswa sekolah, pedagang, dan masyarakat setempat.


Jembatan Bonasu telah menjadi tulang punggung aksesibilitas di Desa Afoan. Setiap hari, siswa dari tingkat SD, SMP, dan SMA, harus menyeberangi jembatan ini untuk pergi ke sekolah mereka. Para pedagang juga mengandalkan jembatan ini untuk mengangkut barang dagangan mereka ke pasar. Selain itu, jembatan ini adalah akses utama bagi warga desa, kecamatan maupun perjalanan untuk mencapai pusat kota dan berbagai layanan penting.


Ketika warga masyarakat dan siswa siswa harus mencari jalur alternatif yang jauh lebih panjang karena Jembatan Bonasu tetap putus dan tidak dapat dilewati oleh kendaraan motor maupun pejalan kaki, situasinya semakin rumit. Kolam besar yang terbentuk di kali tersebut membentuk danau kecil yang tidak bisah dilewati.


Kendaraan motor, yang sering menjadi alat transportasi utama di wilayah pedesaan, tidak dapat melewati kolam tersebut dengan aman, mengingat kedalaman yang tidak terkendali. Ini memaksa pemilik kendaraan motor dan pengendara harus mencari jalur yang lebih panjang, yang mungkin melibatkan medan berat dan berbahaya, terutama selama musim hujan yang sudah semakin dekat.


Pejalan kaki, terutama siswa yang harus mencapai sekolah mereka, juga terkena dampak. Mereka harus mengejar jalur yang jauh lebih panjang, yang menghabiskan waktu lebih lama dan meningkatkan risiko kecelakaan. Dalam musim hujan yang akan segera tiba, risiko tersebut semakin meningkat, mengingat aliran sungai yang bisa menjadi sangat ganas dan tak terduga.


Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan dan risiko serius bagi warga setempat, dan kekhawatiran akan keselamatan anak-anak yang harus menyeberangi sungai yang tak stabil sangat tinggi. Situasi semakin mendesak, terutama mengingat musim hujan yang akan datang, yang dapat mengakibatkan cuaca ekstrem dan banjir yang lebih serius.



Oleh karena itu, mereka mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan perbaikan yang mendesak dan memastikan bahwa aksesibilitas yang aman dan layak dipulihkan sebelum musim hujan tiba, demi keselamatan dan kesejahteraan semua orang di wilayah ini.


Pada tahun 2021, SMA Negeri 1 Amfoang Utara telah mengambil inisiatif luar biasa untuk memperbaiki situasi yang sulit ini dengan membangun sebuah jembatan kecil sebagai alternatif sementara bagi Jembatan Bonasu yang putus. Langkah ini mendapatkan apresiasi yang besar dari warga setempat karena memberikan solusi sementara untuk masalah aksesibilitas yang mereka alami.


Namun, sangat disayangkan bahwa, meskipun usaha baik ini, jembatan kecil tersebut sekarang juga telah mengalami kerusakan dan putus. Kondisi ini memperburuk situasi yang sudah sulit dan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut tentang keselamatan siswa yang harus menyeberangi jembatan tersebut setiap hari.


Ketahanan jembatan alternatif ini yang begitu singkat merupakan indikator kuat bahwa masalah ini memerlukan perbaikan jangka panjang dan solusi yang berkelanjutan. Warga setempat dan sekolah-sekolah di daerah tersebut semakin mendesak pihak berwenang untuk memberikan perhatian yang mendalam pada masalah ini dan mengambil tindakan yang segera dan berkelanjutan untuk memastikan aksesibilitas yang aman dan terjamin bagi masyarakat kecamatan Amfoang Utara, terutama para siswa yang bergantung pada jembatan ini untuk mencapai pendidikan mereka.


Sementara warga setempat bersikap penuh tekad untuk menghadapi tantangan ini, mereka juga berharap bahwa pihak berwenang akan mendengarkan keluhan mereka dan menyadari urgensi perbaikan yang sangat dibutuhkan pada infrastruktur ini. Keselamatan siswa dan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas harus menjadi prioritas utama.

Related Posts